Shalat Lima Waktu Membuat Muslim Tidak Produktif

“Muslim sering sekali melakukan shalat pada saat jam-jam bekerja.”

Kawan-kawan yang dicintai Allah, saya mengerti ketika kalian berspekulasi bahwa waktu ibadah kami mengganggu waktu-waktu produktif saat bekerja. Agama lain tidak ada yang memiliki kendala seperti ini.

Kawan, jika kami beralasan bahwa ibadah kepada Tuhan kami lebih penting daripada bekerja, maka kalian pun akan kembali beralasan bahwa bekerja juga penting karena itu adalah cara Tuhan untuk memberikan rezeki kepada ciptaanNya.

Secara mengejutkan, kedua alasan tersebut semuanya benar. Seperti sebuah paradoks yang kompleks.

Namun apakah Tuhan menerapkan waktu ibadah yang mengganggu aktivitas kerja ciptaanNya?

Perlu kawan ketahui, sebenarnya dari aktivitas ibadah muslim yang lima waktu setiap harinya tersebut tidak ada satu pun yang mengganggu waktu kerja sedikit pun.

Shalat Shubuh? Dilakukan saat baru bangun tidur.

Shalat Zhuhur? Dilakukan saat jam istirahat kerja.

Shalat Ashar? Dilakukan saat coffee break.

Shalat Maghrib? Dilakukan saat pulang kerja.

Shalat Isya? Dilakukan saat ingin tidur.

Jadi waktu ibadah kami yang mana yang mengganggu aktivitas kerja? Bahkan Tuhan kami, Allah Ta’ala maha memprediksi dan mengatur waktu ciptaanNya sedemikian rupa agar ciptaanNya memiliki agenda yang seimbang. Dia menciptakan malam agar ciptaanNya dapat beristirahat, Dia juga menciptakan siang agar ciptaanNya dapat beraktivitas.

Andaikata Bumi ini bersifat tidal lock seperti Bulan yang salah satu sisi terus menghadap ke pusat orbit, maka Bumi tidak memiliki siang dan malam. Atau bagaimana jika Tuhan menetapkan Bumi memiliki waktu dalam sehari sebanyak lebih dari 100 jam seperti Venus dan Merkurius?

Itulah mengapa Tuhan kami Maha Mengerti dengan ciptaanNya sendiri sehingga Dia mengatur waktu ibadah yang tidak mengganggu waktu aktivitas ciptaanNya. Dan ritual ibadahnya pun tidak berlangsung lama, hanya 5 menit.

Namun sayangnya, masih banyak dari muslim itu sendiri yang memanfaatkan waktu ibadah sebagai waktu bermalas-malasan dan tindakan menghindari jam kerja. Kami sebagai perwakilan umat Islam meminta maaf atas kelakuan sebagian saudara kami yang seperti itu.

Ada kabar gembira untuk kawan-kawan, bahwa di dalam Islam, Nabi Muhammad melarang umatnya memiliki sifat malas dan ada imbalan khusus bagi mereka yang telah bersusah payah dalam bekerja.

Nabi Muhammad saw., bersabda,

“Sesungguhnya Allah menyukai hamba yang bekerja dan terampil. Siapa yang bersusah payah mencari nafkah untuk keluarganya maka ia serupa dengan seorang yang berjihad di jalan Allah.”

(HR. Ahmad)

Comments (0)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *