Kenapa Banyak Negara Islam yang Miskin dan Terbelakang?

Underdeveloped

“Kenapa banyak negara Islam seperti di Timur Tengah atau Afrika bagian utara yang miskin dan terbelakang?”

Kawanku yang mulia, jika sebuah negara mengaku sebagai negara Islam, mereka memang dituntut untuk menjadi negara maju. Karena jika kalian kembali menengok sejarah, bangsa Eropa dulu sangatlah kelam hingga akhirnya banyak di antara mereka yang belajar ke negeri para muslim. Dari sanalah tercipta istilah Algoritma, Avicenna, Alkohol, dan Al-Al yang lainnya.

Tidak ada sejarah yang bisa menolak itu semua. Negara-negara muslim dulunya sangatlah maju hingga negara kafir belajar dari kami.

Namun mengapa hari ini kenyataannya berbeda jauh? Beberapa negara Islam bahkan bukan hanya miskin, tetapi juga banyak terjadi perang sipil.

Kawanku, meskipun kita tahu bahwa negara Islam memiliki Kuwait, Abu Dhabi, Mesir, Qatar, dan beberapa lagi sebagai contoh dari negara muslim yang memiliki kemajuan kontras dengan negara lainnya, namun jika kita lihat negara seperti Somalia, Ethiopia, Yaman, dan Suriah tergambar seperti negara yang berantakan.

Dan lihat? Bahkan kenyataan diperpahit dengan fakta bahwa hampir tidak ada satupun muslim yang memenangkan piagam Nobel, selain perdamaian. Sekali pun ada, itu pun sedikit, sangat sedikit.

Kawanku, mari kita kembali kepada penganutnya masing-masing. Terkadang kami muslim, sering berbangga dengan pilihan agama kami dan terlalu fokus kepada hal-hal yang begitu mendasar. Akibatnya, kami muslim seakan terlalu merasa cukup dengan ilmu agama kami yang sedikit, padahal kami bukanlah seorang Mufti atau Ulama.

Kami terlalu menganggap dunia ini hanyalah sesuatu yang tidak penting, pada akhirnya kami melupakan sebuah konsep yang telah diajarkan Nabi kami, Muhammad saw. Beliau bersabda,

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.”
(HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289)

Dan tugas para muslim di dunia ini agar mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya agar di akhirat dapat masuk surga. Yang kami hindari dari dunia adalah setiap glamor dan hura-hura, karena semua itu hanya berlangsung sebentar. Sisanya kami memang diwajibkan untuk menuntut ilmu karena dengan ilmu itulah kami dapat menyinari dunia, dan dapat menjadi penolong kami di akhirat nanti.

Kawanku, terkadang kita paham banyak yang baru sedikit ilmunya sudah angkuh dan merasa paling tahu. Tapi memang kebanyakan kita seperti itu bukan? Di sinilah alasan mengapa banyak di antara muslim yang merasa ilmunya sudah mencukupi padahal masih belum cukup berilmu namun sudah berani berdebat dan berbantah-bantahan serta menjalankan perintah agama dengan setengah-setengah. Dari sinilah kekacauan dimulai.

Jadi jika kawanku ingin berislam, berislamlah seutuhnya. Karena selain kalian bisa menimba ilmu dunia sebanyak-banyaknya dan berkontribusi demi kemaslahatan orang banyak, kalian pun lebih dapat merasakan nikmatnya ibadah dan lebih mengagumi ciptaan Tuhan dibandingkan mereka yang kurang ilmunya.

Comments (0)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *