Apakah Tuhan itu Ada? Mana Buktinya?

Saya ateis dan Tuhan itu tidak pernah ada. Semua yang berjalan di alam semesta ini memang sudah semestinya.

Kawanku yang Allah cintai, saya memahami jika di antara kalian ada yang tidak percaya Tuhan karena memang segala sesuatunya memang terlihat seperti sudah seharusnya.

Ibaratnya, kalau Tuhan itu ada, mengapa Dia harus tidak tampak? Mengapa dia membiarkan orang-orang jahat tetap berada di bumiNya? Apakah mukjizat hanyalah dongeng?

Seperti yang kita ketahui bahwa jika tidak nampak bukan berarti tidak ada.

Ingat, alasan pertama adalah Tuhan itu tidak sama seperti makhluknya.

“…Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.” (QS. Al-Ikhlas: 4)

Sekarang, mengapa kita membayangkan wujud Tuhan seperti manusia memiliki tangan dan kaki?

Ingat, Allah Ta’ala menciptakan seluruh makhluknya dalam beragam bentuk, ukuran, dan jenis.

Kawanku sekarang lihatlah bagaimana Dia menciptakan gunung, menciptakan planet dan bintang-bintang. Atau bahkan Dia bisa menciptakan sesuatu yang tidak terlihat seperti gas dan udara.

Beberapa dari kita terkadang masih menemukan makhluk varian terbaru dari yang sudah ada, seperti ikan-ikan menyeramkan penghuni lautan dalam yang jarang tampak dengan kita.

Banyak ciptaanNya yang masih misteri, entah di dalam perut bumi atau di luar angkasa sana. Lalu mengapa kita masih mencoba menerka-nerka bagaimana wujud Tuhan?

Kemudian, dimensi Tuhan berbeda.

Kita tinggal di dunia tiga dimensi. Segala sesuatunya memiliki panjang, lebar, dan tinggi. Bahkan di dunia tiga dimensi saja kita masih tidak dapat melihat wujud beberapa benda seperti udara dan angin.

Lalu bagaimana dengan makhluk-makhluk di dimensi berbeda seperti hantu atau jin? Padahal mereka adalah makhluk Tuhan juga.

Lalu, manusia memiliki keterbatasan.

Misalnya, sebagian besar mata manusia hanya dapat menangkap 16 juta warna saja yang terdiri dari gabungan spektrum warna merah, hijau, dan biru.

Sedangkan saat Nabi Muhammad saw., diperjalankan Allah Ta’ala saat Isra dan Miraj, Beliau bahkan tidak tahu warna apa yang Beliau lihat di sana.

“Hingga aku tiba di Sidratul Muntaha yang diliputi oleh warna-warna yang aku tidak tahu apa itu. Kemudian aku diantar ke surga.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

“Di dalam (surga) ada sesuatu yang belum pernah dilihat mata, belum pernah didengar telinga dan tidak pernah terlintas di benak manusia…” (HR. Muslim)

Selanjutnya, Allah Ta’ala meninggalkan identitas bagi setiap makhluknya.

Sekarang kawanku coba lihat jari kalian. Setiap sidik jari kalian akan berbeda satu sama lain. Siapa yang telah mengatur itu semua? Apakah alam hanya melakukan sesuatu secara acak?

Lalu dengan berragam pohon-pohon yang telah tumbuh di hutan dari zaman dahulu kala, siapa yang telah menciptakan benih dan menumbuhkannya? Apakah mungkin bumi dapat membuat benih sendiri kemudian juga menumbuhkannya sendiri?

Para ateis mungkin dapat beralasan jika alam semesta muncul karena Big Bang. Namun pertanyaannya, partikel seperti apa yang menyebabkan Big Bang tersebut dan bagaimana ia dapat tiba-tiba muncul dan meledak hebat?

Terakhir, Allah Ta’ala adalah Maha Suci.

Kawanku tercinta. Tuhan memiliki julukan Maha Tersembunyi dan Maha Suci. Andaikata Dia tampak, apakah hambaNya tidak ada yang akan menjadikannya meme yang bertebaran di internet? Sekalipun dibuat meme yang tidak menghina, namun sejatinya meme itu ditujukan untuk humor.

Jika sudah seperti ini, kesucian Tuhan dapat ternoda.

Pada akhirnya, setiap manusia yang sedang tertekan setidaknya akan berucap, “Oh my God…”

Comments (0)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *